NAMA        : JIMMY HARIS SITOMPUL
NOSIS        : 20190426-E
PANGKAT  : SERDA
NO              : 6


PERCOBAAN 4
MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR
(GENERATOR PEMBANGKIT PULSA)

1. TUJUAN       : AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR

2. ALAT DAN BAHAN        :     - IC 555
                                                  - Resistor dan Potensio
                                                  - CAPACITOR
                                                  - LED
                                                  - OSCILOSCOPE
                                                  - LIVE WIRE

3. JELASKAN :

a. Tentang Multivibrator Astabil

Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi. Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running).

          Astabil Multivibrator merupakan salah satu jenis multivibrator yang berguncang bebas (free running) dan tersulut (triggering). astable multivibrator,multivibrator astabil,rangkaian astbil multivibrator,teori multivibrator astabil,multivibrator dengan transistor,multivibrator astabil 555,definisi multivibrator astabil,pengertian astble multivibrator,output multivibrator,komponen astabil multivibrator,konsep multivibrator astabil,prinsip kerja multivibrator astabil Disebut sebagai astable multivibrator apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.

b. Tentang Fungsi Potensiometer

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Fungsi-fungsi Potensiometer
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :
  1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
  2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
  3. Sebagai Pembagi Tegangan
  4. Aplikasi Switch TRIAC
  5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
  6. Sebagai Pengendali Level Sinyal

c. Tentang LED

Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya – Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)

Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).



4. RANGKAIAN

5.      Pada Rangkaian diatas terlihat bahwa potensiometer yang di pasang dalam           rangkaian tersebut sangat berpengaruh terhadap kedipan lampu LED tersebut.

1. Pada Potensiometer 10% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

2. Pada Potensiometer 20% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu 1,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

3. Pada Potensiometer 30% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu 2,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,2 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

4. Pada Potensiometer 40% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu 2,6 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,6 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

5. Pada Potensiometer 50% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip mulai melambat yaitu 2,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,8 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

6. Pada Potensiometer 60% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 3,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

7. Pada Potensiometer 70% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 4,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2,2 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati

5.     KESIMPULAN :

Dari rangkaian diatas dapat disimpulkan bahwa IC LM 555 berfungsi sebagai Astable Multivibrator, semakin besar nilai resistor / hambatan maka kedipan dari nyala LED semakin lambat tetapi semakin kecil nilai resistor / hambatan maka kedipan kedipan dari nyala LED semakin cepat. Hal itu dapat membuktikan bahwa hambatan sangat berpengaruh pada jalanya arus pada suatu rangkaian. Dari Percobaan Rangkaian Astabil Multivibrator diatas dapat disimpulkan bahwa Resistor dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin besar Resistor, maka semaki tinggi frekuensinya.

IC LM 555 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya terhadap kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih lama pengisian dan  pengosongannya. Keakurasian yang ada baik dari keakurasian frekuensi maupun keakurasian siklus tugasnya semua diatas 90% dan hal ini menunjukkan bahwa komponen yang ada masih layak pakai karena menunjukkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan hasil teori. Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai berikut:


1.      IC LM 555 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya terhadap kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih lama pengisian dan  pengosongannya
2.      Hasil pengujian menunjukkan bahwa keluaran multivibrator astabil masih mengalami penyimpangan dari spesifikasi yang telah ditentukan dalam perancangan. Penyim-pangan tersebut disebabkan karena nilai resistansi resistor film tebal yang dihasilkan tidak tepat dengan perancangan
3.      Perubahan nilai pada R1, R2 dan C1 akan menyebabkan perubahan waktu nyala LED (t1).
4.      Lama waktu mati LED (t2) hanya dipengaruhi oleh nilai R2 dan C1.
5.      Semakin besar nilai R1, R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu nyala LED (t1)..
6.      Semakin besar nilai R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu mati LED (t2).